Mengenal 8 Jenis Gangguan Mental yang Banyak Diderita di Indonesia
Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam kehidupan seseorang, namun sering kali masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental semakin meningkat, tetapi stigma sosial masih menjadi kendala bagi banyak orang yang mengalami gangguan mental. Padahal, gangguan mental bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah penderita gangguan mental terus meningkat setiap tahunnya. Beberapa jenis gangguan mental lebih umum terjadi dan bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang. Berikut adalah delapan jenis gangguan mental yang banyak diderita di Indonesia.
1. Depresi
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa dinikmati, serta perubahan pola tidur dan nafsu makan. Orang yang mengalami depresi sering merasa putus asa, tidak berharga, dan kehilangan energi untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Di Indonesia, depresi menjadi salah satu gangguan mental yang paling banyak ditemukan. Sayangnya, masih banyak penderita yang tidak mencari bantuan profesional karena takut dicap sebagai orang yang lemah atau tidak bersyukur. Padahal, depresi adalah kondisi medis yang bisa diobati dengan terapi psikologis dan, dalam beberapa kasus, dengan bantuan obat-obatan.
2. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan meliputi berbagai kondisi seperti gangguan kecemasan umum (GAD), gangguan panik, dan fobia. Orang yang mengalami gangguan kecemasan sering merasa khawatir berlebihan terhadap hal-hal yang mungkin tidak beralasan.
Di Indonesia, gangguan kecemasan sering kali dianggap sebagai sifat "pemikir berlebihan" atau "kurang beriman," padahal kondisi ini nyata dan bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Gejala umum termasuk jantung berdebar, berkeringat berlebihan, sesak napas, dan rasa takut yang berlebihan terhadap situasi tertentu.
3. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Penderita skizofrenia sering mengalami halusinasi, delusi, serta kesulitan dalam membedakan kenyataan dan imajinasi.
Di Indonesia, banyak penderita skizofrenia yang tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan dikucilkan atau dipasung karena dianggap berbahaya. Padahal, dengan pengobatan yang tepat, penderita skizofrenia bisa menjalani kehidupan yang lebih stabil.
4. Bipolar Disorder
Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, dari fase mania (kegembiraan berlebihan dan impulsif) ke fase depresi (kesedihan mendalam dan kehilangan energi).
Di Indonesia, banyak orang yang mengalami gangguan bipolar tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini. Sering kali, perubahan suasana hati yang ekstrem dianggap sebagai bagian dari kepribadian atau reaksi terhadap situasi tertentu, padahal gangguan bipolar membutuhkan diagnosis dan penanganan profesional.
5. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
OCD adalah gangguan mental yang ditandai dengan pikiran obsesif (pikiran yang mengganggu dan tidak bisa dikendalikan) serta perilaku kompulsif (tindakan berulang untuk meredakan kecemasan yang muncul akibat obsesi tersebut).
Di Indonesia, banyak orang dengan OCD sering dikira hanya perfeksionis atau terlalu bersih, padahal gangguan ini bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Misalnya, seseorang dengan OCD mungkin merasa harus mencuci tangan berkali-kali karena takut terkena kuman, meskipun mereka sadar bahwa ketakutan itu berlebihan.
6. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)
PTSD adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, seperti kecelakaan, bencana alam, atau kekerasan. Penderita PTSD sering mengalami kilas balik traumatis, mimpi buruk, dan rasa takut yang berlebihan terhadap situasi yang mengingatkan mereka pada trauma tersebut.
Di Indonesia, PTSD sering ditemukan pada korban bencana alam, kekerasan dalam rumah tangga, atau mantan tentara yang pernah bertugas di daerah konflik. Sayangnya, banyak penderita PTSD yang tidak mendapatkan bantuan profesional karena kurangnya kesadaran akan kondisi ini.
7. Gangguan Makan (Eating Disorder)
Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia, adalah kondisi di mana seseorang memiliki pola makan yang tidak sehat karena ketakutan berlebihan terhadap berat badan atau bentuk tubuh.
Di Indonesia, gangguan makan semakin banyak ditemukan, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang terpengaruh oleh standar kecantikan di media sosial. Orang dengan gangguan makan sering kali merasa tidak puas dengan tubuh mereka, sehingga mereka melakukan diet ekstrem atau bahkan menghindari makanan sama sekali.
8. Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian meliputi berbagai jenis kondisi, seperti borderline personality disorder (BPD), narsistik, dan antisosial. Orang dengan gangguan kepribadian sering mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial dan mengendalikan emosi mereka.
Di Indonesia, gangguan kepribadian sering kali tidak terdiagnosis karena gejalanya bisa terlihat seperti "karakter buruk" atau "emosi yang tidak stabil." Padahal, gangguan ini bisa diatasi dengan terapi psikologis untuk membantu penderita memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
Gangguan mental adalah kondisi medis yang nyata dan bisa memengaruhi siapa saja. Sayangnya, masih banyak stigma yang melekat pada kesehatan mental di Indonesia, sehingga banyak penderita yang tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Penting bagi kita untuk lebih memahami berbagai jenis gangguan mental agar bisa memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitar kita yang mengalaminya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala gangguan mental, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
Dengan meningkatkan kesadaran dan menghilangkan stigma, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara mental bagi semua orang.

Komentar
Posting Komentar